Senin, 10 September 2012

Kamu

"aku mencoba menghilangakan bayangmu dari hidupku, tapi ku tak mampu. aku hanya bisa terpaku kepada saat, dimana kita berdua, bahagia. rasa sakit menjalar kedalam raga yang rapuh, ketika tau semua itu tidak mungkin kurasakan lagi"

Aku berjalan menuju sekolahku dengan malas. Hari ini adalah hari senin, hari yang dibenci banyak siswa termasuk aku. hal itu masih tak seberapa dengan perasaanku saat memasuki gerbang, terlihat (mantan) pacarku sedang menyusuri sekolah bersama kekasih barunya. Hatiku langsung hancur, tidak menyangka bahwa hari kemarin hanyalah tinggal kenangan. Ya, hari kemarin adalah hari yang membuatku selalu tersenyum. Perhatiannya, candaanya, caranya tersenyum, caranya menatapku masih lekat didalam kepalaku. Dengan tergesa gesa aku melangkahkan kakimu menuju kelas.

Saat pelajaran adalah saat aku mengalihkan perhatianku, memaksa otakku untuk memikirkan hal lain selain rasa sakit ini, itu hanya berjalan sebentar sampai bel istirahat berbunyi. Rasa malas langsung menyelimutiku ketika hendak pergi ke kantin, jadi aku putuskan untuk melangkahkan kaki menuju taman dekat kelasku.

"sendiri" itu relatif, sendiri dapat mendeskripsikan keadaanku sekarang, bisa juga mendeskripsikan perasaanku sekarang. Hampa.

Bukan hal yang benar jika aku berlari, dari perasaan sakit itu, dari perasaan ingin memiliki itu. Tapi aku hanya ingin berlari, sampai aku terjatuh dan hilang ditelan gelapnya malam. Aku belum mau melepaskannya, karena sangat sulit melepaskannya. Seseorang yang sangat berarti, sangat kubutuhkan di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar